Sabtu, 30 Maret 2013

Respirasi 3 macam Teknologi

Teknologi yang dapat membantu pasien kelainan dan gangguan pada pernapasan:
1.       Inhaler
Cara kerja inhaler sebagai alat bantu pernapasan adalah mengendurkan otot di jalan pernapasan yang menyempit. Inhaler mengandung albuterol yang dapat merangsang reseptor untuk menghasilkan efek relaksasi pada otot saluran pernapasan. Efek relaksasi ini – lah yang membantu penderita asma kembal bernapas dengan normal. Ada berbagai jenis inhaler, penggunaan dan dosisnya pun berbeda dalam tiap jenisnya. Pastikan penderita asma melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai bagi penderita. 

2.        Suction Pump
Alat yang membantu mengeluarkan dahak dari tubuh manusia. Alat ini sangat membantu penderita asma karena bisa mengembalikan proses bernapas penderita menjadi kembali normal. Alat ini mempunyai katup yang berfungsi sebagai penyedot dahak penderita asma. Suction pump juga banyak ditemukan di ruang operasi, berguna untuk menyedot darah pasien.

3.       Nebulizer
Alat bantu pernapasan ini dapat mengubah obat menjadi uap aerosol yang berfungsi mengencerkan dahak penderita asma. Efektifitas alat ini tinggi karena dapat langsung menuju penyebab serangan penderita asma. Cara kerja alat ini adalah menguapkan larutan obat yang diisikan pada nebulizer dan dihirup melalui masker khusus. Kini alat ini tersedia dalam berbagai macam desain tergantung penggunaan dan pemakaian daya untuk membuat nebulizer berfungsi.

 

Eksperimen Sistem Respirasi Menggunakan Respirometer



JUDUL: Sistem Respirasi Menggunakan Respirometer

Tujuan
a.         Memahami adanya aktifitas respirasi yang dilakukan oleh mahluk hidup
b.         Mengetahui hubungan berat tubuh mahluk hidup dengan konsumsi oksigen

METODE PENELITIAN

A.      Alat dan Bahan
a. Alat  :    - Respirometer                         b. Bahan    :     - Jangkrik
- Pipet tetes / spet                                            - NaOH / KOH
- Pinset                                                            - Kapas
- Neraca                                                           - Larutan warna
- Plastik                                                           - Vaselin

B.       Prosedur Kerja
a.       Menimbang dua ekor jangkrik yang berjenis kelamin sama (jantan) untuk diketahui berat tubuhnya.


b.      Membersihkan alat respirometer sebelum digunakan

c.       Menempatkan sedikit kristal NaOH / KOH pada bagian dasar botol respirometer, kemudian tutupi dengan kapas

d.      Memasukkan jangkrik yang telah diketahui bobotnya kedalam botol respirometer, kemudian ditutup dengan tutup botol respirometer berskala

e.       Mengolesi bagian penghubung tutup dan botol dengan vaselin

f.   Menutup ujung penutup botol respirometer berskala dengan ujung jari beberapa saat, kemudian disumbat dengan larutan warna
g.  Mengamati perubahan pergeseran larutan warna yang menandakan penggunaaan oksigen oleh jangkrik.
h.      Mencatat tiap pergerakan metilen blue pada respirometer, pencatatan dilakukan setiap 2 menit sekali dan diulang selama tiga kali
i.        Mencatat semua hasil pengamatan dalam tabel hasil pengamatan


HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan
Waktu
(tiap 2 menit)
Jarak yang ditempuh indikator
(Strip)
Jangkrik
0,3 Kg
Jangkrik
0,65 Kg
1
26
25
2
10
17
3
4
7
Jumlah
40
49
Konsumsi O2
(volume/menit)
40/100/6
= 0.67 ml/menit
49/100/6
= 0.082 ml/menit
Laju respirasi
(Konsumsi O2/berat badan/waktu)
0.067ml/menit/
0.3kg/(6/60) jam
= 2.23 ml/kg/jam
0.082ml/menit/
0.65kg/(6/60) jam
= 1.26 ml/kg/jam

KESIMPULAN


Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan :
a.    Terjadi aktifitas respirasi yang dilakukan oleh mahkluk hidup.

b.   Konsumsi oksigen pada jangkrik dengan berat tubuh 0,3 kg yaitu 0,067 ml/menit, sedangkan konsumsi oksigen pada jangkrik dengan berat tubuh 0,65 kg yaitu 0,083 ml/menit.
c.    Berat tubuh mahkluk hidup mempengaruhi konsumsi oksigen olehmahkluk hidup tersebut.
d.      Semakin berat tubuh mahkluk hidup, maka konsumsi oksigen semakin besar.
e.   Laju respirasi pada jangkrik dengan berat tubuh 0,3 kg yaitu 2,23 ml/kg/jam, sedangkan laju respirasi pada jangkrik dengan berat tubuh 0,65 kg yaitu 1,26 ml/kg/jam.
f.      Laju respirasi dipengaruhi oleh konsumsi oksigen dan berat tubuh mahkluk hidup. 

Keterangan:

-Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan (jangkrik) pada respirometer. Saat jangkrik menghirup oksigen maka terjadi penurunan tekanan gas dalam respirometer sehingga eosin bergerak masuk ke arah respirometer.
  -Cara mengukur volume oksigen yang dihirup jangkrik adalah Dengan melihat skala pada pipa respirometer. Volume dihitung berdasarkan selisih posisi awal eosin dengan dengan posisi terakhir eosin pada pipa berskala, dan dihitung per satuan waktu (menit)
-           -Fungsi dari Kristal KOH/NaOH pada percobaan yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam        respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi diantaranya:
  • Berat tubuh, Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
  • Ukuran tubuh, Makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin banyak.
  • Kadar O2, Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
  • Aktivitas, Makhluk hidup yang melakukan aktivitas memerlukan energi. Jadi semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernafasannya semakin cepat.
sumber: Google.com